Tan Malaka dan Kompetensi Pergerakan Kebangsaan: Tan Malaka dan Komunikasi Telik Sandi Dengan Para Kawan (Seri 2)

Penulis : Fadhly Azhar
Ketua PP GNKRI Bidang Kajian Strategis (Kastrat)

Tan Malaka dalam perjuangannya mengenal beberapa kawan seperjuangan, di antaranya adalah Alimin, Semaun, Subakat, Jamaluddin Tamim, Winanta, dan kawan-kawan pergerakan lainnya termasuk Soekarno sendiri.

Yang Menarik dari relasi Tan Malaka dengan para kawannya adalah “telik sandi” untuk menghindarkan langkah strayegi perjuangan dari tangkapan para intelijen Belanda. Telik sandi itu bisa berupa, kiriman pos melalui koran, atau kiriman pos yang berbentuk baju yang dimana di salah satu baju tersebut tersembunyi di salah satu rajutan yang sangat susah ditemukan, yang isinya adalah surat dan kabar-kabar pergerakan dari tempat persembunyian para kawan yang tersebar di Manila (Winanta), Bangkok (Subakat), Thailand (Jamaluddin Tamim), Vietnam, Hongkong bahkan Shanghai (Tan Malaka sendiri).

walaupun kadang telik sandi ini terbaca dan tidak semulus semestinya, kesuksesan telik sandi melalui pertemuan fisik di warung kopi (bermain sandi seakan ngobrol),membawa perjuangan mereka ke arah pendirian Partai Republik Indonesia (PARI) bahkan ke arah peleburan tiga partai (Partai Rakyat Jelata, Partai Buruh Merdeka, dan Partai Rakyat) yang didirikan mereka sendiri, yang bernama partai MURBA melalui pidato Tan Malaka lewat “Manfiseto Jakarta 1945: Uraian Mendadak”.

Seperti yang saya bilang di paraghraf sebelumnya, telik sandi kadang tidak berjalan mulus semulus paha “wanita blonde”, atau semulus pria boyband korea. Akibat tidak mulus tersebut, Subakat tertangkap dan akhirnya dibunuh oleh anggota intelijen Belanda. pembunuhan itu direkayasa seakan Subakat bunuh diri. Begitu juga Tan Malaka, sering tertangkap namun juga sering mendapatkan pertolongan dari kerabatnya seperti yang terjadi di Manila, Rektor Universitas Terkenal Manila memanggil pengacara progressif untuk membantu Tan Malaka.

Telik Sandi juga ternyata menghasilkan nama samaran. Tan Malaka memiliki sedikitnya 23 nama samaran. Di antaranya Elias Fuentes, Estahislau Rivera, Alisio Rivera (Filipina), Hasan Gozali (Singapura), Ossorio (Sanghai), Ong Song Lee (13 varian – Hongkong). Ia juga menggunakan nama samaran Tan Ming Sion (Burma), Legas Hussein, Ramli Hussein, Ilyas Hussein (Indonesia), Cheung Kun Tat, Howard Lee (China). Ini dilakukan Tan karena selalu dikejar hendak ditangkap tentara Belanda, Inggris, Jepang dan AS.

__Bersambung ke Tan Malaka dan Kompetensi Pergerakan Kebangsaan: Pemikiran Tan Malaka soal Republik dan Kemerekaan (Seri 3).

#GNKRIPusat

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply